Rendy berulang kali melirik jam dinding di kelasnya. Bel istirahat masih sepuluh menit lagi. “Hhh…!” Rendy menghela napas. Sangat berat rasanya. Bagi siswa sekolahan, tak terkecuali Rendy, sepuluh menit sama dengan satu jam. Apalagi ditemani oleh guru yang paling membosankan, atau guru killer!
Rendy akhirnya memutuskan untuk mencuri pandang pada Donna. Memandangi Donna sungguh membawa angin kesejukan yang menyapu hatinya di saat seperti ini. Tetapi ternyata bukan hanya Rendy satu-satunya orang yang merasakan angin kesejukan itu. Ketika dia berusaha mencuri-curi pandang pada Donna, pria-pria lain dikelasnya sudah lebih dulu memandanginya. Bahkan secara terang-terangan
Bagaimana tidak, Donna sangat cantik. Kulitnya putih bersih dan mulus. Badannya ramping. Ia juga sangat ramah dan sederhana. Pria manapun pasti tergila-gila padanya. Donna sudah menjadi primadona kelas, bahkan primadona sekolah sejak mereka semua hadir di acara penerimaan siswa baru.